“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. al-Insyiroh: 5-6)
(QS. al-Insyiroh: 5-6)
Pantaskah ini disebut sebagai Sekolahan....? Beri ruang hatimu untuk menjawab!! |
LASKAR PELANGI DI UJUNG BOGOR
Miris sekali hati ini ketika melihat sekolah MI
Miftahussolah yang berada di Kampung Cibuyutan, ternyata realita ini ada begitu
dekat dan bukan dongeng belaka. Sebuah Paradox bagiku dimana gembar gembor
pembangunan disektor pendidikan yang sedang berjalan di negeri ini, ditengah
sibuknya para orangtua mendaftarkan dan mencari sekolah yang terbaik, bagus dan
mahal untuk putra-putrinya mengenyam pendidikan dari guru-guru yang konon penuh
dengan senyum riang menawan saat mengajar dihiasi dengan warna warni seragam
yang membungkusnya, tapi di ujung Kabupaten Bogor yang begitu dekat dengan
tempat kita berpijak ini masih berdiri sebuah Sekolah dengan Semangat dan Cinta
walau semuanya terbungkus dengan Keterbelakangan sosial disekitarnya, ini bukan
di Belitong, lebak Banten atau Papua…tapi ini begitu dekat tapi begitu
terlupakan…Yah inilah Kisah Kampung terpencil dan terbuang Kampung Cibuyutan Dengan MI Miftahussolahnya..
Sabtu, 10 Maret 2012 adalah waktu dimana aku melaksanakan
perjalanan Ekspedisi Survey menuju kampung
Cibuyutan, selain untuk menunaikan amanah dari teman teman MyQuran dan
Teman lainnya yang tidak saya sebutkan untuk mendapatkan map dan data yang
jelas soal kondisi sosial,dan segala hal terkait dengan Kampung Cibuyutan.
Karena dari perjalanan ini kami akan mengadakan Baksos yang tepat guna dan
bermanfaat untuk membantu dan memberikan perhatian kepada penduduk di kampong
itu. Setelah melalui perdiskusian yang panjang tentang rencana survey dengan
bekal alamat data yang tidak jelas, didukung informasi bahwa medan kesana tidak
bisa dilalui Mobil dan sepeda motor, kalaupun ada sepeda motor yang mau sampe
ketujuan tentunya dengan anggaran budged yang sangat mahal, maka itu Sepeda
menjadi alat yang dapat diandalkan dalam perjalanan survey ini. Aku dan Segeed tentu tidak mau melewatkan
kesempatan untuk berfastabiqhul Khairot ini semata mata karena Allah SWT…selain
menjalankan tugas yang mulia tapi juga apa yang akan dilakukan ini sangat
menyehatkan badan. Maka diputuskanlah tanggal 10 Mei 2012 dengan 2 orang duta
utusan menggunakan sepeda, dengan rencana awal berangkat pagi dan pulang sore
harinya.
Sabtu,10 Maret 2012
Pukul 06.30 Wib
Berbekal Informasi yang ga jelas dan lokasi yang abu-abu, Kuambil MTB jadul milik adiku yang
kurasa masih layak lah untuk menyokong perjalanan yang sepertinya akan jauh
pada hari ini. Aku meluncur ke Citragrand Cibubur tempat melakukan start utama perjalanan
bersama seorang temanku dari MyQuran yang sebelumnya kita sudah janjian bertemu
disana.
Menunggu Rekan di Citragrand Cibubur 06.30 wib |
Namun terkendala beberapa Hal yang terjadi terhadap temanku satu ini
Akhirnya Perjalanan meninggalkan Citragran baru bisa terlaksana pukul 08.00wib.
Genjotan demi genjotan pedal sepeda di awal sudah lumayan
mebuka rongga Paru paru ini untuk mulai terbiasa mengatur nafas…sampai tak
terasa Taman Buah Mekarsari sudah kami lewati.
Pukul 09.30 Wib
Ujian pertama mengawali perjalanan ini, ban depan sepedaku
bocor..tapi Alhamdulillah bengkel sepeda tidak terlalu jauh dari tempatku
berhenti saat itu. Akhirnya sepedaku masuk kandang sejenak sambil beristirahat.
20 menit berlalu menambal ban…perjalanan pun dilanjutkan, kondisi Sepedaku
kembali fit..SEMANGAT..!! 5 Menit Berselang gentian Sepeda seeged yang bocor,
akhirnya kembali harus mencari tukang tambal ban untuk menambal ban belakang
sepeda seeged yang kena batu tajam.
Pukul 10.20 – 11.30 wib
Perjalanan dilanjutkan dengan cuaca terik melewati Jonggol,
masih terus genjot dengan tenaga yang sedikit demi sedikit terkuras. Sekitar 7
KM sebelum Cariu kami beristirahat karena perjalanan Jonggol-Cariu ini banyak tanjakannya,
akhirnya kami berhenti di warung Kopi pinggir Jalan untuk beristirahat sejenak.
Sambil memesan segelas Energen di warung itu munculah pertanyaan pertanyaan
kepada ibu warung perihal jarak yang
akan kami tempuh dalam Perjalanan ini, dan mulai terlintas juga pikiran untuk
menyetop kendaraan bak terbuka untuk nebeng sampai jarak terdekat ke Pasir
Tanjung.
Segeed dengan muka merahnya berusaha menutupi rasa capeknya |
Alhamdulillah beberapa saat berbincang ada kijang bak terbuka yang mau
berhenti mengangkut kami berdua beserta sepedanya juga…padahal Energen yang
sedang diminum ini belum habis…aku pun segera menaikan sepeda keatas bak mobil
untuk langsung melanjutkan perjalanan. Memasuki wilayah Cariu hujan mulai
turun,
kami sempat merasakan hujan sedang diatas bak sembari berdoa perjalanan
tetap lancer, tp diluar dugaan setelah
sekitar 7 Km berjalan ternyata mobil bak yang kami tumpangi tidak menuju jalur
yang akan kami tuju, melainkan lurus kearah kota cariu…akhirnya di perempatan
ini kami turun dan disambut dengan hujan deras disertai Ban Sepeda Segeed yang
Bocor untuk kedua kalinya….wow Super sekali ujian perjalanan diawal awal ini.
Di Cariu kami mencari warung dan tambal ban sambil menunggu Hujan reda,
Hujan deras di Cariu |
Alhamdulillah tidak jauh dari lokasi kami turun dari Mobil bak ada warung yang
merangkap sekaligus dengan tambal ban..disitulah aku merebahkan badan sambil
menunggu hujan dan menunggu sepeda seeged pulih dari cedera ban untuk kedua
kalinya.
12.150-14.30 wib
Selepas dzuhur hujan deras pun berumah menjadi gerimis
ringan, disitu langsung kami bergegas melaksanakan Sholat Dzuhur yang di jamak
dengan Ashar di Musholla samping warung tempat kami berteduh. Saat itu sudah
mulai muncul keraguan apakah perjalanan akan dilanjutkan atau kembali, bila
melihat GPS di androidnya seeged perjalanan masih 1/3 dri lokasi yang kira2
menjadi target tujuan…Masya Allah masih jauh banget tp tetap harus semangat,
yang namanya tujuan baik pasti ada ujian duri diawalnya. Persis pukul 12.30
kami meninggalkan cariu dengan kembali genjoters…sesekali tangan kami mengadah,
barang kali ada truk atau Bak Terbuka yang mau berhenti mengangkut kami…tapi
selama satu jam menggenjot dan mendorong sepeda di tanjakan, Jalan Cariu-Pasir
Tanjung ini Tanjakanannya super sekali walaupun jalanannya aspal halus….menurut
tukang ojek kalau naik motor bisa memakan waktu satu jam untuk sampe Pasar
Pasir tanjung, berarti estimasiku dengan sepeda sekitar 2 jam,..ya sudahlah,
ikhlas genjot lagiii…SEMANGAAATT ALLAHU AKBAR!!
Dengan suasana gerimis gerimis sedap, akau sudah tidak lagi
memikirkan jarak tempuh…yang ada dalam otakku adalah genjot..genjot..dan genjot
pedal sepedaku sejauh mungkin…….Subhanallah ditengah tengah persis perjalanan
ada mobil bak pasir yang bersedia berhenti memberikan tumpangan, dengan harapan
baru langsung kunaikan sepedaku naik ke atas bak pasir dan kembali meneruskan
perjalanan….tapi lagi lagi kami harus ikhlas, karena tumpangan yang kami naiki
ini hanya menempuh jarak sekitar 3 KM saja, karena mobil yang kami tumpangi ini
ingin kembali ke pangkalan pasir,….ya sudah Alhamdulillah sudah bisa menghemat
tenaga untuk beberapa KM tadi.
Dari situ mulai lagi menggoes, muka seeged sudah mulai
memerah dan sudah tidak ada lagi perbincangan diantara kami berdua, hening beku
dan senyap……aku dah ga mikir apa apa lagi kembali persis kesituasi tadi yaitu
genjot genjot sekuat paha ini mendorong pedal….Alhamdulillah pukul 01.45 kami
tiba di Pasar pasir tanjung dimana ini adalah akses terakhir kendaraan antar
kota antar propinsi untuk menuju ke Cibuyutan.
Pasir Tanjung..10 meter didepan belok kanan akses masuk menuju Karang Mulya |
Di sini kami sudah mulai
berhitung dengan waktu, tampaknya tidak mungkin kalau harus balik lagi…(siapa
coba yang kuat, mau ngga mau harus nginep dimanapun)….Akhirnya kami menuju
warung nasi untuk mengembalikan stamina dengan makan siang serta membeli
beberapa Mie instan dan roti untuk bekal malam bila harus menggembel di pinggir
jalan.
Di warung nasi kami berbincang dengan sorang bapak yang
berprofesi sebagai ojek, beliaupun memberitahukan rute dan arah menuju
cibuyutan….pastinya masih jauh, jarak dari pasir tanjung ke Cibuyutan sama
dengan jarak dari pasir tanjung ke Cariu Kota…Hah..ngga salah!!!...sempet drop
mendengar itu, lalu saya bertanya bila menggunakan ojek biaya yang harus
dikeluarkan adalah 40-50rb sekali jalan. Tanpa banyak berandai andai
kuselesaikan saja makan siang ini menikmati Nasi sayur tahu dengan lauk belut goring
dengan tenang dan rasa Optimis yang kuat kalau kita ini pasti sampai kesana
tanpa menggunakan jasa ojek.
14.30 WIB
Aku dan Seeged mulai kembali menggoes sepeda memasuki
jalur aspal halus kecil menuju Karang
Mulya..Pahitnya walau jalan ini halus aspalnya
tapi menuju ke karang mulya 90% full tanjakan tanpa bonus. Di jalan ini
sempat sedikit dibuat frustasi oleh setiap orang yang ku Tanya mengenai
informasi Kampung Cibuyutan...1 jam Perjalanan mendorong sepeda mengarungi
tanjakan panjang ini 100% setiap orang yang saya temui dan saya tanyakan berapa
jarak dan lamanya untuk sampai ke Cibuyutan., namun jawabanya persis sama hanya
3 kalimat yang paling cuma ganti ganti giliran aja…pertama “Ooooh Masih Jauuuh
bangeet” kedua “Yaah sekitar 2 jam Lagi lah…ketiga “ Waah jaauuuh atuuh masih
30 KM lagi….
Aku hanya bisa geleng2 kepala setiap habis bertanya kepada
setiap orang yang kutemui…Rasanya Penduduk disini ndak mengerti soal jarak
tempuh dan memperkirakan waktu tempuh. Dari situ aku mulai skeptic terhadap
petunjuk yang diberikan, aku tetap bertanya tapi aku tidak menelan lagi jawaban
secara mentah mentah kecuali untuk sekedar senyum menanggapi. Posisi kami
disini Ibarat Buah Simalakama.., Mundur Pulang terlalu jauh dan tidak mungkin….Bermalam
ditengah jalan ini juga terasa sia sia karena tidak strategis, untuk
melanjutkan perjalanan pun masih jauh dan Ghaib informasinya apakah bisa sampai
sebelum gelap.
Nanjak full...sepeda dah ga kuat untuk dinaikin... |
Dengan Keyakinan yang super mantap dan rasa optimis yang
teramat sangat…entah mengapa, instingku mengatakan kalau kami bisa sampai
sebelum gelap. Dalam posisi ini aku sudah tidak bisa mengendarai sepeda karena
harus menemani seeged yang cedera pahanya yang kram tidak bisa untuk menggenjot
sepeda kecuali jalan menurun.
Satu Jam Dorong trus di jalan aspal |
Dengan trus mendorong sepeda sambil berzikir agar
cepat disampaikan ketempat tujuan, akhirnya sampai juga kami ke Karang Mulya…Jalan
Aspal terakhir untuk menuju kecibuyutan. Disini terdapat pertigaan dengan jalan
berbatu, nah jalan berbatu inilah awalan jalur menuju ke Kampung Cibuyutan…
Karang Mulya Aspal terakhir menuju ke Cibuyutan...jalan batu masih lumayan lebar menurun |
Awalnya
masih lumayan lebar namun curam dan licin, jalur ini juga menuju kearah Pondok
Pesantren Darussalam, hanya saja nanti bertemu
prempatan berbatu, belok kiri menurun kebawah dan bertemu persawahan
inilah jalan menuju kampong cibuyutan yang sebenarnya.
Dari Jalan ini, menurut keterangan dari para petani yang
hendak pulang kerumah, untuk sampai ke Kampung Cibuyutan memakan waktu dua jam
bila melihat kondisi kita yang lemas sambil mendorong sepeda, sembari petani
tersebut menunjukan telunjuknya kearah Gunung Sungging dan Gunung Lingga…naah
di kaki gunung Lingga itulah kampong Cibuyutan berada, dan jalan setapak kesana
curam licin dan menanjak…
Di kaki leren Gunung Lingga (kanan) itulah Kampung cibuyutan berada, Gunung Sungging (kiri) |
Woow…Gunungnya masih jauh banget yaaa, Semangaaat dalam hati
berteriak lagi..setelah bertanya kulanjutan perjalanan mendorong sepeda
menyusuri jalan setapak juram dan licin, melewati jembatan kayu dan selokan
selokan sungai kecil...
turun dulu melewati jembatan kayu, ini tempat terakhir kendaraan bisa masuk..itupun harus kendaraan yang sesuai dengan medan seperti ini. |
Jembatan kayu yang mau rubuh.. |
Awal pendakian |
Menyusuri jalur menanjak menuju kampong Cibuyutan ini
dengan mendorong sepeda 3x lebih capek
ketimbang Naik Ke gunung Merbabu lewat Wekas.......Dipertengahan sawah aku
bertemu dengan Pak Aman seorang mantri panggilan yang sedang turun dari
Cibuyutan habis mengobati Warga yang sedang sakit…Subhanallah perjuangan pak
Mantri yang satu ini untuk mengobati pasien yang sakit harus bersusah payah
melintasi jalur setapak licin yang ngga beres ini, Semoga Allah memberikan
balasan yang terbaik dan syurga sebagai balasan buat pak Mantri Aman ini. Ketika
turun dia menyapaku…
Pak Mantri : “Loh ini kan yang tadi di Karang mulya yaa, ini
sebenernya mau pada kemanaa??
Aku : “Ke Cibuyutan pa”
Pak Mantri : Ngapain kesana jauh jauh…masih sejam lagi loh
dari sini…sy baru aja dari sana ada yang sakit..
Aku : (smbil nengok jam tangan..wah sejam lagi nih) “Iya pak
sy dari Jakarta rencana mau bikin baksos di cibuyutan, Cuma sy ini berdua mau
survey dulu lokasinya…
Pak Mantri: “Oooh bagus kalau gitu “ Ya sudah dilanjutkan
keburu gelap..”
Aku : Iya pak Mantri, mudah mudahan lancer ini samape kesana….
Pak Mantri : ayyuuuh semangat lah..dah dikit lagi..hayu
semangat…
kondisi medan datarnya.. |
Waktu berpaspasan pun berlalu….lanjutkan kembali dorong
sepeda sambil bungkuk menusuri tanjakan yang ga ada habisnya…Akhirnya sejam
kemudian kami sudah memasuki Hutan kaki Gunung Lingga dan diantara hutan
tersebut ada rumah pertama disisi jalan berdiri dengan suara seorang bapak tua
yang sedang berbincang dengan Istrinya. Sepeda kuletakan di sisi jalan setapak,
Seeged masih jauh sekali dibelakan belum keliatan batang hidungnya..lalu
kuhampiri rumah tersebut untuk bertanya dimanakah Cibuyutan.. Ternyata aku
sudah sampai di Kampung cibuyutan hanya saja baru permukaan luarnya saja, untuk
menuju kampungnya perlu 10 menit lagi untuk sampai kesana. Dengan ramah Sang
istri bapak tersebut mengajaku duduk di teras beristirahat dan membuatkan
minuman untukku. Alhamdulillaaaah…aku sampai di Cibuyutan…..berselang 10 menit
kemudian muncul seeged sampai ketempatku duduk menikmati minuman, lalu segeed
pun merapat minum dan berbincang sejenak. Tak lama disitu aku berpamitan kepada
si Bapak karena amanahku masih banyak, jadi mumpung blm gelap sy harus sampai
ke tempat Pak RT setempat untuk berbincang bincang.
Dari situ aku lanjut lagi ke kampong utama cibuyutan hingga
sampailah kami ke Rumah Pak Entos seorang tokoh yang sekaligus sebagai ketua RT
berpengaruh disana. Dirumah Pak Entoslah kami bermalam dan melakukan pendataan
dan survey tentang segala hal soal cibuyutan, di dampingi dengan Pak Deni
seorang pemuda yang juga membantu menjelaskan tentang kondisi kampong cibuyutan
ini. Kami disambut dengan ramah dan dilayani dengan baik sekali selama disana.
Pak Entos selaku Tokoh & ketua RT setempat |
Pukul 15.10 WIB
Semua tentang Kampung Cibuyutan…
Penduduk di kampong Cibuyutan ini berjumlah 89 Kepala
Keluarga, semua rata rata berprofesi sebagai Tani. Kampung yang terisolir ini
betul betul Luput dari perhatian pemerintah Kabupaten Bogor.
Saya sempat bertanya “Adanya kampung ini apakah serta merta
baru berdiri lantaran pendatang yang mendirikan tempat tinggal disini sehingga
wajar bisa luput dari perhatian pemerintah atau…bagaimana??
Pa entos menjelaskan Bahwa Kampung ini sudah ada sejak Zaman
Penjajahan Belanda dulu, artinya kampong ini betul-betul merupakan bagian dari
kabupaten bogor sejak lama…namun yah Pak Agus bisa lihat sendiri lah begini
kondisinya belum ada perubahan. Alhamdulillah ada bantuan dari Metro TV,
Trans7, lalu beberapa media yang pernah datang kesini memberikan bantuan berupa
batu batuan untuk jalan akses kesana, lalu Mahasiswa UNJ yang membuatkan
saluran pengairan dengan membelikan pipa peralon panjang sekali gotong royong
menyambung saluran air, dan juga beberapa individu individu yang datang secara
personal memberikan bantuan kesini jalan kaki. Sedangkan dari Pemerintah sama
sekali tidak ada perhatiannya, kami sudah lelah sekali berusaha meminta bantuan
ke pemerintah sampai dalam bentuk sindiran sindiran di Media agar pemerintah
terkait mau tergerak hatinya membangun akses ke kampong kami. Dulu Pernah satu
momen dimana Wakil Bupati datang ke tempat kesini, namun ketika ditengah
perjalanan Wakil Bupati tersebut turun lagi, entah tidak kuat untuk meneruskan
perjalanan atau sakit ketika ditengah tengah jalan, akhirnya kunjungan itupun
batal…Ujar pak Entos menjelaskan. Apa yang Pak Agus Liat disini semua hasil
swadaya masyarakat dan selebihnya bantuan bantuan yang secara langsung datang kepada
kami.
Dari situ aku bergerak menuju satu satunya sekolah di kampong
ini, MI Miftahussolah…Sebuah bangunan yang tidak lebih bagus dari Peternakan
Ayam atau Peternakan Sapi ataua Tepatnya Kandang kambing. Sedih dan menagis
melihat kondisi seperti ini.
Bagian dalam sekolah |
Lantainya penuh dengan kotoran kambing |
MI Miftahussolah penuh dengan Harapan |
Bayangkan ada 70 siswa setiap harinya sekolah di
gubug reyot ini bergantian…kelas 1 s/d kelas 3 SD jam 07 pagi sampai jam 09.00
selebihnya pukul 09.00-12.00 untuk kelas 4-6 SD. Kang Deni menceritakan sedih
sekali pak kalau sedang Hujan atau angin….bukan hanya bocor, becek jalanan
susah, dan kondisi kelas sangat susah sekali…kl sedang angin datang…para siswa
yang sedang menulis beterbangan bukunya, namun semua itu tidak menyurutkan bagi
anak anak cibuyutan untuk tetap belajar sekedar bisa membaca dan menulis. Bila
Ujian, kami mengumpulkan semua anak anak yang akan ikut ujian, karena Ujian
para siswa harus nebeng dengan SD lain di Cibadak (Cianjur) sehingga anak anak
kami harus menginap di sana 4 hari hanya untuk mengikuti tes. Untuk menuju
kesana saja sudah memerlukan biaya besar..belum yang lainnya. Di MI
Miftahussolah hanya ada 3 Guru yang mengajar di kampong ini, 2 orang dari warga
local dan seorang lagi dari desa seberang yang ikhlas mau mengabdikan dirinya
untuk kemajuan pendidikan bagi anak-anak cibuyutan, dan biaya untuk membayar
para guru ini diambil dari Dana BOS yang di alokasikan untuk itu. Untuk hal
yang sedemikian saja pemerintah blm ada respon sedikitpun padahal ini sudah
berlangsung lama dan sudah meluluskan banyak anak dari sekolah ini.
Alhamdulillah Pak Lurah tersentuh hatinya, beliau memberikan sebidang tanah dan
mewakafkannya untuk digunakan untuk memindahkan MI Miftahussolah ke tempat baru…
Tanah pribadi pak Lurah yang diwakafkan untuk memindahkan sekolah MI Miftahussolah |
Namun
semangat swadya masyarakat ini hanya mampu untuk mendirikan pondasinya
saja, itupun perlu waktu yang sangat lama untuk menjadi sebuah pondasi, belum
lagi dana untuk memindahkan tiang tiang sekolah itu..kami tidak sanggup..ujar
pak Entos dan kang Deni. Di Sana bukannya tidak ada rumah yang terbuat dar
semen, namun kata pak Entos…jangan liat sekarangnya tapi liat proses jadi rumah
itu, perlu waktu 5 tahun untuk mendirikan rumah agar jadi seperti itu..sambil
menunjukan rumah yang berdiri menggunakan semen dan bangunan.
MCK hasil dari PNPM 2008 |
Dari MI Miftahussolah kami pindah lokasi menuju MCK yang
didirikan melalui dana PNPM 2008 lalu, dan masih berfungsi dengan baik…walau
beberapa pintu sudah rusak. Untuk Fasilitas kesehatan di desa ini tidak ada…warga
bergantung kepada Mantri panggilan yang dalam pengobatannya harus menunggu
sampai Mantri tersebut sampai ke rumah pasien. Hanya ada satu Dukun Beranak
yang tinggal di kampong ini, itupun sifatnya hanya untuk persalinan biasa yang
tidak bermasalah dalam hal kandungan. 15 Hari sebelum kedatanganku warga disini
ada yang meninggal, seorang ibu bersama Janinnya…(Aku tesentak menahan sedih
mendengar cerita ini) ketika dalam proses persalinan, namun ada yang tidak
normal…otomatis warga menjadi bingung bagaimana caranya untuk membawa si Ibu
ini kerumah sakit. Naik motor tidak mungkin jalanan ekstreem licin berbahaya,
jalan apalagi, gerobak tidak muat, satu satunya ajalan adalh bersama sama
menggotong dengan menggunakan tandu…akhirnya ang ibu dan janin dalam kandungannya
digotong menggunakan tandu menuruni jalur setapak menuruni gunung. Akhirnya
Nyawa dari Si Ibu dan Janinnya tidak terselamatkan, ditengah jalan Sang Ibu
Meninggal karena tak kuasa menahan sakit yang dirasakannya. Ini merupalkan
preseden dan cerita nyata yang teramat buruk yang sampai ke telingaku di tempat
dimana hal itu terjadi…. (merinding aku membayangkannya)
Badanku sudah berasa tidak nyaman, aku pun meminta ijin
untuk berbilas dan mengganti pakain di MCK yang tersedia disana, setelah
bersalin aku bergegas menuju Musholla satu satunya yang ada di tempat ini. Isinya
sudah tampak bagus hanya atap dan dindingnya yang banyak rusak, inipun berkat
bantuan dan tambahanswadaya masyarakat untuk memperindah mushollah ini.
Musholla |
Beberapa anak yang punya semangat belajar tinggi sekali |
Mushollah ini menjadi sarana belajar dan tempat untuk mengulang pelajaran sekolah
bagi anak2 cibuyutan, mereka senang sekali dengan buku cerita
bergambar..disudut sudut Musholla kulihat anak anak wanita yang dengan
khusyunya membaca iqro dan ada yang sedang belajar membaca buku pelajaran
menjelang waktu maghrib ini, tentunya tidak lupa ku abadikan momen ini untuk
membagi semangat belajar mereka kepada khalayak. Aku dan Seeged lalu
melaksanakan Sholat Maghrib dan menjamaknya dengan Isya, karena kami bermalam
di rumah pak Entos jadi dri Mushola kami harus jalan kembali menuju rumah pak
entos melalui jalan setapak licin dan gelap.
Suasana malam dikampung cibuyutan sangat gelap Gulita, hanya
ada lampu minyak dan teplok saja sebagai penerangan utama….ataupun warga yang
menggunakan Genset, itupun hanya bisa birtahan selama 1-2jam saja sampai bahan
bakar yang ada di tangki habis…setelah itu ya, kebanyakan dari mereka
melanjutkannya dengan istirahat yaitu tidur. Di rumah Pak Entos ternyata
hidangan makan malam untuk kami sudah disiapkan, ramah sekali penduduk disini,
walaupun serba kekurangan tapi untuk melayani tamu mereka tidak perhitungan…Setelah
makan kami melanjutkan perbincangan dan kembali menegaskan maksud kedatangan
kami yaitu survey untuk rencana kegiatan baksos bersama MyQuran agar apa yang
akan dibawa kesini menjadi tepat guna dan bermanfaat…seperti halnya saudara
saudara kami dari UNJ yang telah mengawalinya beberapa waktu yang lalu.
Karena disana Signal handpone bagus, maka kuntujukan kepada
warga semua hal tentang Cibuyutan yang sudah terpampang di beberapa website dan
Blog…berikut foto fotonya kuperlihatkan melalui Blackberry jadulku yang ternya
bermanfaat bisa membuat orang tertawa dan bertepuk tangan melihat fotonya
terpampang di Internet…senang sekali mereka.
Santap malam begitu nikmat. |
Suasana malam di Cibuyutan |
Gembira berita tentang Kampungnya ada di Internet |
Oh ya, tempat pak entos dan keluarganya ini bisa menampung
100 orang, ketika para mahasiswa UNJ melaksanakan baksos di sini semua
pesertanya tertampung dan terlayani dengan baik ikhwan maupun akhwatnya
begitupun kebutuhan untuk Mandi Cuci Kakusnya. Jadi tak perlu khawatir untuk
melaksanakan kegiatan sosial yang kiranya membutuhkan tempat untuk singgah.
Waktu pun semakin Larut akhirnya kami menutup malam dengan
beristirahat di rumah panggung bamboo yang relative hangat dan terlindung dari
angin besar yang saat itu sedang terjadi, sbelum tidur aku coba mengevaluasi
semua perjalanan menuju ketempat ini serta apa yang kudapatkan di tempat ini,
semua keluh kesah dan kesulitan kesulitan diperjalanan seolah terbayar sudah
dengan kebaikan yang kudapatkan… Ya Rabb masih ada hari esok…semoga engkau mudahkan
kami dalam perjalanan besok pulang ke rumah.
Minggu, 11 Maret 2012
Pukul 04.40 wib
Aku dan segeed bangun dan keluar mencari toilet terdekat dengan menggunakan senter untuk
mengambil wudhu dan bersama melaksanakan sholat berjamaah di rumah bamboo tersebut,
cuaca pagi ini gerimis …rencana untuk meninggalkan cibuyutan pagi pagi sekali
pun batal, akhirnya kami harus menunggu gerimis lebih reda untuk bisa melakukan
perjalanan pulang. Ban Sepeda Seeged Kempes lagi, bersyukur pak RT punya pompa
sepeda, jadi masalah yang kukira akan menjadi masalah baru ini teratasi. Kami
pun mengawali pagi ini dengan Sarapan Mie Instan dan Nasi serta segelas Kopi
hitam, untuk mengisi total staminaku ini, setelah sarapan selesai kami pun
berpamitan kepada keluarga Pa entos, serta sedikit meninggalkan oleh2 sebagai
pengganti kebaikan yang diberikan kepada kami…Semoga Allah membalas kebaikan
seluruh warga dikampung ini.
Pukul 07.45 wib
Kami menuruni gunung dan meninggalkan cibuyutan…sampai
bertemu cibuyutan bersama saudara saudaraku yang hendak pula bertamu ke tanahmu
di waktu berikutnya….Hanya membutuhkan waktu 1,5 Jam saja untuk sampai ke Pasir
tanjung….karena full perjalanan aku hanya bertemu dengan turunan terus, tanpa
menggenjot, sampai tanpa disadari pukul 09.30 kami sudah berada di Pasir tempat
kemaren kami makan siang menikmati nasi dengan lauk belut goreng.
Pukul 09.30 wib
Baru 5 menit berdiri di Pasir tanjung, Pertolongan Allah
datang mendekat…Sebuah Truk Tronton Semen muatan kosong dengan tujuan Tanjung
Priok mendekat ke arah kami..aku langsung berlari menyetop truk itu dan
Alhamdulillah truk itu pun menepi dan membiarkan kami naik diatasnya bersama
sepeda sepeda ini….Waah betul betul semua dimudahkan oleh Allah atas semua
kesulitan yang dialami pada hari kemarin, Truk ini berjalan bablas melintas
melalui tol cibubur,
Lelah namun gembira tampak dari wajah seeged |
ngga sabar pingin cepet sampai rumah |
akhirnya setelah 2
jam perjalanan menggunakan truk aku dan segeed turun ditempat kami bertemu dan
start perjalanan kemarin. Sebuah penghematan tenaga yang sangat dahsyat, lalu
perjalanan sisanya adalah perjalanan menuju kerumah masing masing, walaupun
sedikit lelah namun aura semangat dan senyum tak pernah lepas keluar dari mulut
ini atas semua perjalanan yang penuh dengan cerita…
Aku sempat meninggalkan pesan semangat kappa kang deni dan
pak Entos…Insya Allah Yakin aja sama Allah..kedepan pasti Cibuyutan tidak akan
seperti ini lagi sebab banyak orang diluar sana yang tak sabar untuk kesini
ikut berkonstribusi membangun kampong inimenjadi lebih baik…..Amiiin
Agus Setiawan
Depok, 12 Mei 2012
Inshaallah perjuangan nya ga kn sia2 ya,, semoga banyak yg akn berkontribusi untuk cibuyutan, Amin
BalasHapusAmiin...sy punya keyakinan Cibuyutan pasti bisa jadi lebih baik, sekarang yang kita bisa bantu hanya mempublikasikannya secara luas agar instasi terkait tergerak hatinya untuk mempercepat proses pembangunan di cibuyutan...
Hapussalam kang, boleh ane minta informasi tetang daerah ini, ane dan teman2 kampus mau baksos disana akhir semester ini, bisa kang?
BalasHapusWa'alaikum salam....dengan senang hati..secara Maps bisa diliat di http://wikimapia.org/#lat=-6.6081417&lon=107.0881391&z=18&l=0&m=b itu hasil save dari perjalanan sy kemarin
HapusKalau naik angkutan umum, antum harus ke Cileungsi terlebih dahulu atau naik angkutan tujuan ke Jonggol. Dari Jonggol cari angkutan ke arah cianjur turun di Pasar Pasir Tanjung dengan tarif sekitar 10rb/orang...atau bisa juga naik Bus Tujuan Cianjur atau Bandung yang lewat Jonggol, nah nanti turunnya di Pasar Pasir Tanjung itu juga bisa.Dari Pasir Tanjung banyak Ojek, kalau ojek langsung ke Cibuyutan ongkosnya sekitar 40-50rb tp kl abis ujan biasanya ojeg pada ga mau, bisa juga naik ojek turun di Karang Mulya..(Aspal terakhir menuju ke cibuyutan/pesantren darussalam)..dari situ jalan kaki sampai cibuyutan..ongkosnya lebih murah sekitar 15rb Atau kl mau jalan kaki pengen sehat dari Pasir tanjung juga ga papa...
Mudah2an Niat antum bisa terlaksana dengan baik...
ijin share ya, mudah-2an banyak yang tergerak.
BalasHapusmakasih.. :)
Silahkan....Semoga Allah memudahkan langkahmu yaa..
Hapusperjuangan yang sangat melelahkan. tp alhamdulillah sukses. mudah2an baksos nya lancar. berharap bisa ikut partisipasi
BalasHapusbareng bareng lah....Alhamdulillah sudah ada beberapa yng konfirm ke sy untuk membuat agenda yang sama ke cibuyutan setelah baca blog ini...yaah yuk berfastabiqhul khairot..
BalasHapusRencana kegiatannya kapan?
BalasHapuslokasinya sedemikan jauh dan terpencil. Mungkin medannya yang berat, sehingga bantuan susah sampai kesana. Semoga pembangunan cepat menuju kesana,..
BalasHapusAmiin Bu Popi...sama sama kita do'akan..trima kasih sudah mampir sebelumnya...
BalasHapusassalmu'alaikum, saya mau tanya kira2 kalo utk ke sana menggunakan tronton bs tdk?
BalasHapusBisa Saja Bu Mifta...Hanya Tronton berenti terakhir di Jembatan kayu setelah Pesantren Darusalam...Kalau dilihat di foto ada Foto saya sedang nyebrang jembatan kayu sambil nenteng sepeda...setelah itu kita harus berjalan kaki lewat jalan setapak menuju ke Cibuyutan dengan Estimasi sekitar 1-1,5 jam mendaki....demikian bu Mifta, terima kasih sebelumnya sudah mampir ke blogg saya.
Hapusaaa... keren keren ekspedisinya. tapi miris liat kondisi cibuyutan :(
BalasHapussemoga bisa kesana juga...thanks dah mampir..
Hapusdekat dengan rumah namun tidak terlihat
BalasHapus@kampungsarjana rencananya akan berkegitan disana april ini, semoga Saya bisa terlibat
terimakasih sharingnya
salut sama kang agus stiawan,sekaligus sy merasa malu sy sebagai orang yang kampungya masih satu desa sama kampung cibuyutan malah belum pernah sama sekali ak kesana,bahkan ak sendiri klo ga baca2 d artikel nya kang agus setiawan,sy mungkin ga akan pernah tau kondisi cibuyutan sperti apa,setelah tau begini hatiku tergugah inginsekali mengunjungi kp cibuyutan,walaupun cuma sampai saat ini untuk ak pribadi blm bisa membantu bnyk,terimkasih kang agus atas share nya samal
BalasHapus@lis Nurmayani...iya sama sama, alhamdulillah sekarang sudah ada kemajuan pesat disana dalam bidang pendidikan, coba deh main kesana pasti pangling...:) trimakasih sudah mampir ya di blogg saya
BalasHapusBaru kemarin saya balik dr sana, dan Alhamdulillah MI-nya sudah dibangun dan fasilitas sekolah lumayan baik (kecuali papan tulisnya). Namun disayangkan MCK-nya masih tetap sama, belum dialiri listrik.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSejak awal Juni 2015 dan saat ini 4 Juli 2015 kami telah melanjutkan amanah yaitu merenovasi Musholla Kp Cibuyutan dan sudah digunakan untuk tarawih Ramadhan 1436H ..... Alhamdulillah
BalasHapus