TENGGELAM Di LAUT LOMBOK..! Tragedi Konyol nan Kocak...

Saat ini aku tidak sedang menceritakan bagaimana aku bisa berada di laut dan pulau ini, yang jelas saat itu kami telah melalui perjalanan yang teramat panjang dan melelahkan yang ketika aku coba menulisnya pun hingga saat ini belum dapat menyelesaikannya karena terlalu banyak momentum dan insiden yang terjadi saat perjalanan tersebut kami lakukan.
Apa yang anda pikrkan bila melihat poto dibawah ini, sebuah gambaran manusia lusuh yang terajut hatinya dalam sebuah ikatan grup petualang yang didalamnya tidak hanya terdapat beragam karakter tapi juga bagaimana kami saling terikat dan menjaga sebuah nilai penting yaitu sebuah PERSAHABATAN.

Petualang Nusantara
Aku ingin menceritakan satu bagian dalam perjalanan kami ini yang sangat menarik dan menegangkan khususnya buat aku selaku orang yang mengalaminya. Saat itu aku bersama para sahabat di Petualang Nusantara singgah di Pulau Gili Trawangan Lombok. Sebuah pulau yang isinya sudah melenceng jauh dari hakikat sebuah pulau kecil ditengah laut, didalamnya sudah sesak oleh gaya dan serapan barat di tiap sudutnya. Mulai dari Bar, restoran, bikini, para Bule yang moving hanya sekedar untuk berjemur dari pantai ke pantai, dan masih banyak lagi. Kali ini aku juga tidak sedang menceritakan tentang keindahan pulai Gili, melainkan dari sinilah cerita ini dimulai.
Mimpi tak Terbeli di Gili
Saat menyebrang dari Pelabuhan Padang Bay menuju Gili Trawangan tentunya suasana hati kami saat itu begitu bergembira, ya tentu saja karena sudah hampir 5 hari kami berjalan untuk berjelajah tanpa melihat  laut…alangkah bahagia dan serunya berada di sebuah perahu dan disekitarnya lautan jernih yang biru, walaupun beberapa kali muncul mual di ulu hati untuk muntah karena mabuk laut.


Rencana kami menuju Pulau Gili Trawangan saat itu adalah untuk Snorkling dengan tema perjalanan yang kami sepakati saat itu “Dari 3726mdpl to 0 mdpl” ya…dari ketinggian menuju ke titik terendah yaitu Laut. Bernang dan menyelam di laut saat itu menjadi sebuah fatamorgana yang terus berbayang selama kami berjalan di hari hari sebelumnya…dan kini sebentar lagi semua itu akan terlaksana. Kami hanya memiliki waktu kurang lebih 6 jam di Pulau ini, karena schedule waktu kami yang padat untuk singgah ketempat lain dan mengandalkan Perahu.

Masih Tampak Ceria
Gili Trawangan
Pukul 11.00 Kami tiba di Gili Trawangan…Bersurak Gembira, mengambil beberapa poto di tempat persinggahan dan akhirnya kami mencari tempat yang teduh untuk berkumpul.



Setelah beristirahat sejenak aku pun berdiri dan mengajak Age untuk mencari agen Snorkling yang pas untuk Kantong kami yang cekak dan sesuai dengan kondisi grup kami, akhirnya setelah 20 menit berkeliling sampailah aku pada sebuah spot Agen Snorkling dan sewa Boat. Aku mulai menego biaya untuk trip snorkeling kami, dan putuslah di harga 800rb untuk 4 jam snorkling di 5 spot dan 2 Pulau yaitu Pulau Gili Menuh, Gili Air.

DP pun terbayar aku segera memanggil teman teman untuk merapat dan mempersiapkan perbekalan dan pakaian untuk menuju trip yang di Rencanakan. Setelah melakasanakan Sholat Zuhur di sebuah musholla kecil yang berada di sebuat rumah penduduk local di bagian yanga gak kedalam dari sisi pulau…aku pun mengambil perlengkapanku untuk menyusul teman teman yang sudah terlebih dahulu berada di Perahu. Olid dan Koto sudah menenteng semangka dan Nanas untuk bekal perjalanan nanti di laut, soft drink dan makanan Ringan yang sebelumnya kami belanjakan di minimarket sesaat sebelum sampai pelabuhan pun kami naikan keatas perahu. Menurut kabar harga jajanan snakc di Gili trawangan sangat mahal, maka itu kami antisipasi sebelumnya dengan belanja ditempat itu, tentunya belanja snak yang murah, coz dana di kantong kami sudah mendekati Empty.

Perahu Senorkling kami tampak Gorif memoto pemandangan sekitarnya
Spot Pertama Gili Meno
Perahu mulai memutarkan baling balingnya menuju titik pertama spot kami di Gili Meno. Sebenernya bukan di Gili menonya, tapi dekat dengan Gili Meno tempat spot itu berada…berjalanan 30 menit ini sudah memulai drama yang tidak mengenakan. Olid, Gorif, Edo, Dian sudah merasakan gejala tidak enak di perut yaitu Mual hendak muntah lantaran Mabuk laut. Walaupun belum berlangsung lama karena kami terlanjur samapai di spot pertama untuk memulai snorkeling.
Gorip masih tampak Sehat
Jangkar pun ditambatkan..di spot ini suasana riang masih meliputi grup kami, tawa canda, dan semangat powerfull yang berapi api. …
Byuur…semua melompat dengan Pelampung, kacamata dan sepatu kataknya ke laut…berenang dan menikmati karang bawah laut dengan kacamata selangnya. Aku termasuk orang yang paling tidak biasa snorkeling menggunakan pelampung, karena indah bagaimanapun di bawah laut itu tidak bisa dilihat langsung dari dekat bila kita menggunakan pelampung. Sepatu katak..ya kalau sepatu katak aku suka, karena ini sangat membantu pergerakan untk mendorong dan menekan tubuh kita kedalam.

Di Spot ini aku sempat menyelam dan menyentuh Penyu dibawah walaupun ngga kesampaian untuk memegang dan ikut mengambang bersamanya. Sayang sekali pada momen ini tidak ada kamera air untuk mengabadikan apa yang terjadi dibawah sana. Aku melihat Edo, Olied, Gorip, Juli, Gigsy, asyik memainkan kaki dan tangannya di sebrangku. Aku tak pedul saat itu, momen ini harus kunikmati sendiri untuk ketentraman jiwaku.

Spot Pertama
20 menit berselang satu persatu dari kami kembali menaiki perahu untuk menuju Spot berikutnya. Setelah sampai dan duduk diatas perahu, lalu kemudian perahu bergerak bergantian dari kami mulai Muntah dan Menembakan Jackpot (hahaha) mabuk laut ini rasanya semakin Ekstrim, perut ku pun mulai berasa tidak enak, tidak habis pikir olehku dari Gunung ke Laut sungguh uedan rasanya.

Spot Kedua Nyebur tanpa kelengkapan Grup.
15 menit kemudian kami sampai di Spot Kedua, yang berada di tengah jauh dari Gili Meno dan Gili Air. Spot kali ini cukup dalam sekali, namun terlihat karang dibawahnya lebih indah dari spot sebelumnya. Dispot ini aku kembali meloncat dan menikmatinya hanya sajasebagian dari kami sudah tidak bisa nyebur karena Mabuk Laut yang mulai Akut. Satu persatu Edo, Koto, Gorip naik kembali ke Perhanu karena merasa mula dan pening di kepala saat mereka nyebur di Spot kedua. Begitu juga kepalaku, rasanya angin yang ada di dalam tubuhku naik keatas kepala sehingga lama kelamaan terasa pening di kepalaku saat masih berada di air. Aku dan Baim menjadi orang yang terakhir naik ke perahu mengikuti teman temanku yang semakin oleng untuk berdiri dan lebih dulu berada di perahu.

Spot 2
Aku pun memutuskan untuk lanjutkan perjalanan ke Spot berikutnya walaupun akau tidak tahu apakah kami akan kembali nyebur kelaut atau tidak yang pasti perjalanan tetap dilanjutkan.

Mencekam di Perahu
10 menit meninggalkan Spot kedua suasana perahu kami sangat tidak kondusif..Olid yang tergeletak seperti orang pingsan tidak berhenti Muntahnya hingga mukanya memutih Pucat dan Lemas. Bahkan Pengemudi kapal pun Panik dan memanggil diantara kami untuk memintak kami membantu kondisi Olid yang sedemikian payahnya.
Apa Daya Gorip disebelahnya juga tersandar Lemas tak berdaya, diapun sama muntah dan mabuk akut, didepannya Edo pun terlihat mual, Koto serta yang lainnya merasakah mual yang sama. Kulihat Dian juga sudah diam lemas bersandar ke suaminya Baim lantaran mual mabuk laut juga. Aku pun merasakan demikian rasanya seperti diaduk adduk perut sampai ulu hati..sengaja aku duduk di depan kapal dan mencoba untuk tidur. Salah satu tips terbaik saat menhadapi mabuk laut adalah tidur tenang dan tidak banyak bergerak. Suasana perahu saat itu hening dan dingin lantaran saat itu semua daripada kami sedang merasakan hal yang sama, berjuang dari rasa mual yang menyusahkan.

INSIDEN bermula di SPOT 3…Aku nyaris tenggelam
15 menit menuju spot 3 rasanya sepert 1 jam menyebrangi Merak-Bakaheuni..lama sekali lantaran mabuk laut tadi. Di Spot 3 ini ombaknya besar…Riak riak laut membuat kapal menjadi tidak tenang, terombang ambing kanan dan kiri. Disini mesin perahu dimatikan namun perahu masih terus bergerak mengikut terpaan riak gelombang. Pada titik ini memang perahu tidak bisa langsung merapat ke pantai Gili Air lantaran posisi ombak dan arus serta banyaknya perahu tambat disekitar yang mebuat perahu tidak bisa merapat.

Pada spot ini sebenernya tidak di gunakan untuk menyebur untuk snorkeling, melainkan di spot ini perhau hanya diam dan penumpang cukup berada di perahu untuk memberikan makan ikan. Karena di spot ini ikannya banyak walaupun arus gelombangnya tidak tenang, sesekali perhau kami trombang ambing kekanan dan kekiri naik dan turun membuat rasa mual semakin menjadi jadi.

Tiba-tiba sala seorang dari kami entah kerasukan atau apa tanpa diduga duga si Gorip Melompat dari perahu ke laut yang saat itu mobak riaknya tidak tenang. Konyolnya lagi dia nyebur dengan jaket pelampung yang tidak dikenakan di badannya melainkan hanya dipegang layaknya memegang ban Karet. Aku tau betul kemampuan renang Si Gorif yang terbatas hanya sekedar bisa ngambang sebentar dan cepet lelah, ditambah lagi saat terakhir diliat kondisi sedang payah lantaran Mabuk Laut.
Sontak kami yang ada di perahu terbengong bengong liat kelakuan si Gorip…kami berpikir gorip sedang bercanda..!!

Olid, Srak (Gusrak adalah panggilanku)!....
srak, si gorip kenapa tuh…becanda apa…wah stress tuh anak..!!
Semua pandangan tertuju ke gorip, begitu juga aku…..Srak…srak…srak tolongin itu Gorip…tolongin itu Gorip..!!
Benar saja, Gorip terombang ambing di laut dan menjauhi perahu…sesekali dia berteriak Woooi Toloong…!!
Aku merasakan betul kepanikannya, namun saat itu aku belum mengetahui motifnya apa dia Loncat dari perahu?...apakah bunuh diri, apakah cari sensasi, apakah ga kuat lagi mabuk laut,…apaakaaah…??? Ya sudahlah…
Srak…srak…srakk…tolongin  Sraak…akhir yaaa…Spontan Aku pun nyebur kelaut dan merusaha berenang mendekati gorip untuk menyelamatkannya…!



Bodohnya aku saat itu tidak berfikir panjang…., yaah namanya juga spontan Reflek, Aku berenang tanpa Pelampung, Sepatu Katak, dan Kacamata selang…..Astagfirullah..!!

Saat berenang Otkau baru memberikan signal lantaran posisi gorip semakin jauh  dan jauh sekali terombang ambing ombak! Rasanya aku tidak mungkin sampai menggapainya akhirnya aku berbalik daaaaan kulihat jarak aku dan perahu sangat jaauh sekali….Waaah…saat itu mulai muncul kepanikan dalam diriku..!!
Sambil berenang sambil zikir  Subhanallah… subhanallah… subhanallah…..(gus tenggelam kamu…tenggelam kamu ga dapet itu perahu ga kan sampe)…..bisik bisik otak kiriku mulai menggerogoti  diriku…
Benar saja…perahu semakin sulit di capai, dan tangan serta kakiku rasanya puool capeek sekali…lemas, sesekali aku berhenti mengambang dan lanjut lagi renang…tanpa daya lemas sekali rasanya…

Saat itu memang perahu tidak bisa langsung berputar menjemputku karena posisinya dan ombak yang tidak memungkinkan, kalau bisa toh aku ga akan repot repot untuk nyelamatin gorip. Aku ngga tau apa yang dipikirkan teman temanku yang berada di atas perahu…apakah mereka berfikir saat itu aku baik baik saja atau sedang bercanda, yang jelas saat berada di tengah asa saat aku berusaha mengambang tiba tiba seutas tali panjang berwarna biru mengambang  didekatku…daan ternyata itu adalah tali yang di lemparkan dari perahu awalnya untuk mnarik Gorif, lantaran panjangnya tali  hanya sampai pada posisiku berenang saat itu  (dalam hatiku berujah…Waah Pertolongan Allah nih..Subhanallah)
Akhirnya aku menuju tali yang mengambang itu dan kuraihnya….setelah kencang dalam genggaman, lalu sedikit demi sedikit aku menarik tali tersebut yang mengikat ke perahu dan Alhamdulillah selamat lah aku berada kembali diatas perahu.

Saat tiba diatas perahu, kulihat wajah-wajah lemas dan datar teman temanku seolah tidak terjadi apa-apa…(beeuh mereka ngga tau apa kalau gw mau tenggelem tadi…hedeeuuh). Aku beristirahat sejenak untuk mengambil nafas, lalu minum softdrink yang ku bawa…lalu kembali kulihat Gorif…jaraknya semakiin jaauh…dan sepertinya dia juga sedang berusaha melawan arus untuk mendorong badannya menuju Pulau.

Perlu diketahui Posisi perahu kami dengan pulau Air sekitar 500-700 meter ke pantai dengan riak ombak yang deras saat itu. Gorif sepertinya sudah tidak memungkinkan untuk mendorong bandannya untuk kembali menuju perahu lantaran arusnya beralawanan, akan sangat menyulitkan…Tetapi sepertinya bila berenang masih bisa menuju ke posisi Gorif dibantu dengan arus riak ombak.

Teman-teman seperahu kembali memintaku untuk menyelamatkan Gorif, akupun tidak sampai hati melihat sahabatku terombang ambing dalam kondisi lemas seperti itu…
Jaket pelampung kukenakan, Sepatu Katak, dan Kacamata selangnya lengkap terpasang….ini misi penyelamatan bung bukan tes renang…huuffhh…ceroboh sekali aku tadi…

Hitungan 1…2…3….JEDDUKKKK…BYUUURR..!!! aku kembali berada di air, namun cerobohnya saat melompat tadi adalah…Sepatu katakku nyangkut di Tangga Perahu, alhasil tangganya ikut nyebur bersamakuu..!!!...(Haddduuuuhh…aya aya wae….Dosa apee Lo Gor, susah amat diselamatin)..!!
Huufffhhtt…Sudahlah aku tidak peduli saat itu, aku pun bereneng dan berenang kea rah gorip dengan sekuat tenaga….
Sampai Akhirnyaa…huuffhhhtt, capek bangeeet  ya Allah….ngejar Gorip ga sampe sampe ditengah ombak…keliatannya sudah dekat tapi ketika di perjelas lagi…masih jauh dan ga sampe sampe…Akhirnya menyerahlah aku sudaah…Upaya untuk menyelamatkan Gorip….

Pandanganku mulai Kabur…Kulihat perahu, sudah terlalu jauh..tidak mungkin untuk kembali kesana , satu hal yang paling memungkinkan adalah menuju ke Pantai Gili Air, lantaran ombaknya sejalan dengan tubuhku berada. Walau jaraknya jauh, kembali aku mencoba berkontemplasi dengan diriku sendiri, mengobrol dan memikirkan yang indah indah, mencoba untuk tenang dan sabar, berpikir positif dan yakin akan sampai ke pantai dengan aman…

Spanjang ayuhan kakiku berenang menuju pantai aku melihat kabel panjang meliuk liuk di dasar laut, sepertinya itu adalah kabel listrik bawah laut untuk mengaliri listrik dari Lombok ke Gili Air. Saat berenang itu tak lama kemudian aku melihat Tangga Perhau yang tadi ikut terjun bersamaku dari Kapal mengambang tidak jauh dariku, seonggok tangga kayu seukuran pinggangku berwarna biru trombang ambing mengambang 10 meter dari posisiku berada.

Sekali Lagi….ini misi penyelamatan, Penyelamatan Gorif telah gagal…namun apa salahnya menyelamatkan Tangga perahu…Ya Ngga? Toh itu kalau diuangkan dan di dendakan oleh pihak perahu kepada kami karena telah menghilangkan tangga…nahloh berapa duit yang harus kami keluarkan..?
Akhirnya kuraih tangga itu dan menyelamatkannya….Rasanya sulit digambarkan, bayangkan saja..tangan lemas kaki lemas…sambil mengayuh kaki dengan sisa sisa tetangga tapi sambil menarik tangga..! Aku jadi ingat kondisi seperti ini saat Pendidikan Dasar Wanadri 2012 dimana Aku harus bernang menyebrangi Situ lembang sambil menarik Keril…Lelahnya lebih lebih…namun dari situlah aku mengenal bagaimana untuk bersikap tabah dan tenang..

Kuayuh terus sepatu katakku, sampai rasanya seperti tidur dan bermimpi saking khusynya pikiran ini melalanglang buana ditempat lain tanpa fokus kalau diri ini sedang berenang menuju tepiann….Akhirnya 20 menit kemudian sampailah aku di bibir pantai. Lemaaas sekali rasanya, kurebahkan badanku telantang menghadap matahari…kulepaskan sepatu katakku pelan pelan dengan kaki, begitu juga jacketku. Sepertinya aku sempat tertidur sejenak saat itu karena lelah luar biasa…Gorif…dimana Gorif…sahabat satuku itu sudah tidak lagi ada dalam lintasan benakku saat itu yang ada lessss…tiduurr..!

10 menitan aku tertidur telentang di bibir pantai..saat kubangun kulihat di kejauhan perahuku bergerak menuju Utara Pulau karena perahu hanya bisa disandarkan disana..ya sudahlah yang penting masih terlihat dan aku selamat…begitu Juga dengan Tangga biru ini ikut selamat.  Aku berdiri  dan berjalan tertatih menuju Utara Pulau ini, dan Alhamdulillah ternyata Gorif selamat dia terdampar lemas di Utara Pulau Gili dengan keadaan terlentang seperti posisiku. Hingga beberapa jam dia masih traumatic tidak bisa diajak fokus berbicara, kepalanya masih berat dan tubuhnya masih merasakan Lemas dan Mual.


Setelah perahu bersandar..teman teman pun membawa Gorip ke sebuah Gubukan resto untuk mengistirahatkanya…dan merecovery tubuhnya. Aku pun dengan langkah juntai menuju ke Gubukan tersebut sambil menyeret tangga untuk di serahkan ke pengemudi kapal….Teman teman memeluku ceria dan bersoraak…
Gussraak…Lo emang Penyelamat Tangga yang luar biasa…..!!!
 SUNGGUH KONYOL Bukann…!

Tragedi Tangga hingga saat ini menjadi cerita manis bagi kami hingga saat ini bila berkumpul.bersama lagi kami selalu tertawa bila mengenang Peristiwa itu.

*Hingga kini masih belum diketahui apa motif sahabatku itu menceburkan dirinya ke laut..di Gili Air saat itu

0 comments:

Posting Komentar

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Popular Posts

agusonpapers. Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook