PENDAKIAN DRAMATIS Jalur Salabintana ke Suryakencana bersama MYQPALA




AKU DAN SALABINTANA
Mendaki Ke Gunung Gede mungkin adalah hal yang paling tidak menarik dan membosankan bagi para pendaki yang sudah terbiasa  menjajaki  banyak gunung di negeri ini. Tapi itu tidak berlaku buatku, Jalur Cibodas dan Jalur Putri memang sudah termakan virus Hedonis ( jalur bukan orangnya loh..dan ini penilaian pribadi ya) semakin hilang keasrian jalur dan vegetasinya karena mengejar pertambahan target turis domestik untuk bisa mengapai Alun-alun Surya Kencana.
Alhamdulillah masih ada jalur yang masih bertahan keasrian vegetasinya dari dulu hingga kini untuk menuju ke Gunung Gede Pangrango, dengan mendaki tanpa kehilangan esensi mendakinya. Jalur SALABINTANA Pondok Halimun…yaa ini adalah salah satu Jalur Favoritku, aku suka sekali melewati jalur ini...banyak kenangan yang sangat indah yang aku miliki ketika pertama kali melalui jalur ini 7 Tahun silam..Silih bergantinya waktu, terakhir aku mendaki melaluinya lagi di tahun 2010, membuat kerinduan akan jalur itu suka muncul tiba tiba menjadi sebuah panggilan sampai akhirnya Salabintana kembali memanggilku pada tanggal 26 Oktober 2013 untuk bersama merajut kasih dan menengguk segelas kopi didalamnya.

Peserta Pendaki Akhwat MyQpala
MYQURAN salah satu Forum Komunitas Muslim Internet  terbesar di Indonesia melalui sayap bidangnya MYQPALA (MYQURAN PECINTA ALAM) dalam agenda akhir tahunnya membuka Open Trip Pendakian Ke Gunung Gede-Pangrango pada Tanggal 26-27 Oktober lalu. Banyak persiapan dan pengumuman serta persayratan yang terpublish melalui websitenya, Aku merupakan salah satu member di grup Myqpala namun kurang begitu aktif dan begitu berpengalaman didalamnya. Namun bersama teman-teman di Myqpala yang semuanya kebanyakan anak muda, menjadi sangat menyenangkan karena mempunyai semangat yang double disetiap event event trip pendakiannya. Saya pun mendaftar dan berusaha menjadi bagian dalam pendakian itu, maka dibukalah Polling Tujuan dengan 3 pilihan Jalur, namun pastinya hati saya ada dijalur Salabintana, namun lantaran saya adalah peserta dan memang rencananya hanya ingin refreshing body  untuk mendaki kembali ya saya memilih apapun hasil pilihan pollingnya. Namun setelah melihat Polling tujuan pun terputusnkan melalui Cibodas walaupun ada satu orang yang memilih via SALABINTA yaitu PAK SEEGED yang beliau sendiri merupakan Ketua Umum dari grup Myqpala, dalam hati saya berbisik (Sejati sekali ini si Seeged sebagai Pendaki sekaligus Ketua).
Berjalannya waktu dan proses berjalan dengan kendala dan kerumitannya yang di lakukan oleh panitia, masalah2 muncul dalam perjalanan proses perijinan dsb, Entah Kenapa JALUR INI seperti sebuah TAKDIR, ternyata semua rencana berbalik 180derajat berubah rencana..rencana pendakian via Cibodas beralih menjadi Via SALABINTANA karena secara administratif SIMAKSI naik melalui Cibodas Batal dan Cacat dimata Hukum (Lebay he..he..he) antah barantah itu proses pokoknya akhirnya diputuskan hanya Jalur Salabintana yang bisa dilalui pada tanggal itu, dan ketika para panitaia mencoba rembugan bersama para peserta saya pun denga riang gembira meng Amini perjalan itu,…. kangen gilaa...

Riang Pelepasan di Markaz MyQuran
Waktu Pendakian tiba, Perjalanan menuju Salabintana dimulai dari Markaz MyQuran di Margonda Depok. Saya sebagai peserta tadinya coba untuk sedikit santai menuju ke titik kumpul tersebut, karena ini perjalanan malam pastinya siangnya aku masih harus melakukan banyak aktifitas pekerjaan di kantor untuk diselesaikan. Sesampai di Markaz, sudah berkumpul beberapa peserta lain sedang packing dan bersiap siap dengan bawaannya. Aku tersenyum melihat bentuk ransel hasil packingan peserta yang berbagai macam bentuk rupa..akhir mulailah perkenalan singkat dan oborolan ringan dan ternyata pendakian kali ini adalah pendakian perdana dan akan jadi pengalaman pertama mendaki gunung, wow pantas saja ranselnya berat dan jadi sangat artistic sekali bentuknya…FAJAR dan BAYU adalah pemilik ransel Tersebut..akupun mulai coba membantu membongkar beberapa ransel setelah mencoba menimbangnya dengan perkiraan dan kemudian mempacking ulang Ransel mereka. Karena disana ada RULLY, PAK HASAN dan beberapa pengurus Harian Markaz maka suasana malam itu jadi sangat hangat karena mereka itu orangnya lucu lucu, dari wajahnya aja udah lucu kaya Rully dan Ariyadi…akhirnya diluar rencana terjadilah training pembekalan singkat mempacking dan memfungsikan tools dan tali ransel saat dipergunakan kepada beberapa pesrta disitu sambil tertawa gembira.



Selang beberapa waktu kemudian kumpulah semua peserta di Markaz, dan  mulailah dibuka Sesi pembukaan oleh Pak Hasan selaku Pengurus Harian dan sambutan pelepasan perjalanan oleh Presiden Myquran langsung Pak Iaff (ngga tau nama lengkapnya) lalu pembukaan dari Koordinator umum trip Azami Mabruri.. Naah Loh disini ada poin yang ngga gada diperencanaan kok ada sesi Serah terima Bendera tanda pemberian amanah selaku Ketua selama perjalanan (padahal aku cuma peserta saja,sedangkan ketuanya dah ada Azami dari MyQuran) bendera diberikan kepada saya dan bertanggung jawab terhadap rombongan serta apapun yang terjadi selama perjalanan…ya sudahlah tidak ada masalah sebab saya melihat semua ekspresi peserta pada malam itu adalah ekspresi2 bersemangat pastinya akan lebih mudah di arahkan, lagipula segala perkap untuk mengatasi segala kemungkinan kemungkinan sudah saya siapkan secara pribadi. Pelepasan selesai dan peserta pun mulai menaiki Tronton satu persatu pukul 23.00 wib di Markaz Myquran.

Penyematan Tugas dan bendera perjalanan

Peserta Khusyu di markaz

Tronton di Malam itu
Tepat pukul 23.00 Tronton yang dikendarai  oleh pak Sudarno dengan muatan 18 orang peserta beserta ranselnya mulai meninggalkan Markaz di margonda dan melesat membelah malam Margonda menuju Sukabumi. Aku duduk didepan bersama Azami saat itu di tronton, harapannya bisa tidur dulu selama perjalanan 4 jam setengah itu namun apa mau dikata, sang driver pak Darno ini orang suka sekali bercerita tentang perjalanan hidup. Sebagai pendengar yang baik, aku pun menyimak dan menimpali menjadi sebuah obrolan selama perjalanan tersebut bersama pak darno, walaupun disampingku si Azami tampak lelap oleh kantuk akibat getaran tronton dan angin sejuk perjalanan.
Aku menjadi orang yang paling beruntung di Tronton itu, karena aku mendapatkan semua cerita Hikmah kejujuran yang nyata yang terjadi dalam kehidupan pak Darno dan lingkup Kerjanya di Angkatan Udara. Hikmah bertugas dengan Jujur, hikmah sedekah, dan hikmah cerita cinta antara dirinya dengan istri dan keluarganya.
Pukul 3.30 wib Tronton mulai memasuki perkebunan Teh Nusantara VIII Goalpara pondok Halimun, jalanannya begitu senyap, menanjak khas cipelang dan sedikit rusak…Pak Darno Berkata selama 23 tahun saya nyupirin Tronton ini nganter rombongan, Cuma Baru Kali ini saya nganter Rombongan Ke Salabintana untuk Naikgunung lewat jalur ini…kalau nganter peserta atau tamu2 kemping atau wisata ke Pondok Halimun ini sering tapi Nganter Rombongan untuk mendaki gunung lewat jalur ini ya Baru kali ini….aneh banget ya, memang jarang sih….aku tersenyum mendengarnya dan sedikit bercerita kenapa jalur ini begitu jarang untuk dilewati ke pak darno sambil pak Darnonya berusaha keras mengendalikan setirnya kekiri dan kekanan melintasi perkebunan.
Tronton Pak Darno

Tronton sesaat meninggalkan Markaz

DINI Hari Pondok Halimun
Alhamdulillah pukul 03.45 kami sampai di Cipelang Pondok Halimun, seluruh meserta turun kemudian merapat ke sebuah warung untuk beristirahat menunggu pagi sambil mengecek ulang perlengkapan mereka. Segelas Bandrek susu hangat menjadi pesanan utamakusetiap sampai ke warung atau basecamp puncak dimana saja (udah jadi kebiasaan juga) terus sambil memeriksa kembali perkap ulang agar pagi aku sudah tidak lagi disibukan dengan urusan ransel.
Tanpa disadari waktu menunjukan shubuh, kemudian peserta mulai bergantian kamar mandi untuk berwudhu dan kemudian berjamaah sholat shubuh. Pasca Sholat mulai lah pertanyaan ringan mulai keluar..seperti  “diatas dinginnya kayak gini ngga yaa??”…hihihi soalnya pondok halimun saat itu memang sudah sangat dingin, peserta sudah menggunakan jacketnya disini walaupun beberapa tidak.
Penampilan peserta kali ini unik unik..ada yang Pake Baju Koko kaya si Fajar  (baru kali ini saya naik gunung liat orang mau mendaki pake baju koko), ada yang Lengkap seperti berada di Taman PARIS PERANCIS berjaket lengkap matching berwarna dengan SYAL di Leher dan Sepatu Boot Krisbow berujung besi berwarna kuning dikaki seperti Pak Hasan (Piss ye Om Hasan)…!! ada lagi yang Ganteng sekali penampilannya seperti Azami wooow kereen…aku Cuma bilang Nikmati aja dinginnya nanti dan rasakan sendiri hehehehe…akhirnya di jeda waktu setelah shubuh sampai pagi hari itu aku gunakan untuk tidur di depan bale warung untuk persiapan stamina.

Ice Breaking Pagi di Halimun
Kang…kang Agus…berangkat jam berapa…?? Om hasan membangunkanku”…sontak aku bangun dari tidur dan kulihat Gshock teman waktuku yang sudah menemani berbagai trip selama 3 tahun menunjukan pukul 06.15, lalu ku bangun dan striching sedikit lalu meminta kepada semua peserta untuk bersiap siap untuk memulai perjalanan.
Striching dan pembekalan singkat menggunakan ransel yang baik dan benar

Muqodimmah perjalanan
Pukul 06.30 peserta sudah mulai berkumpul membentuk Lingkaran di depan lapangan parkir  untuk saling berkenalan, karena ketua perjalanan ini sudah diamanahkan kepadaku maka peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawabku di perjalanan…hal yang pertama harus aku lakukan adalah mencoba mengenali karakter peserta dari cara mereka berbicara dan mengenalkan diri , untuk melihat gambaran dan memasukannya dalam perhitungan manajemen perjalanan. Mulailah perkenalan dilakukan dan secara keseluruhan belum ada yang pernah melalui Jalur ini, dan 6 orang diantaranya merupakan pemula dan trip ini menjadi pengalaman barunya,dalam mendaki. 18 orang dalam tim ini dengan berbagai macam latar belakang…Peserta Prianya Azami, Hasan , Baim, Hamzah, Zul, Rendi, Bayu, Fajar, Dian, Adri dan aku sendiri Agus. Sedangkan Wanitanya Aliyah, Shofie, Isya, Rini, Lia, Ida, dan atiyah.
Setelah perkenalkan sedikit aku memberikan pembekalan tip menggunakan ransel dengan benar dan membagi beban, kemudian dilanjutkan dengan memberikan beberapa wejangan gambaran tentang jalur Salabintana ini  pesan yang harus tertanam didalam otak para peserta pertama adalah..
·         Jalur Salabintana ini sangat Panjang….lalui saja jalur itu dengan Riang Gembira…, Surya kencana dan Puncak adalah bonus yang paling terpenting adalah bagaimana kita sabar dalam menapaki jalurnyanya keatas.
·         Tidak Panik saat pertama kali berkenalan dengan Pacet, karena pacet merupakan bagian dari pecinta alam
·         Jangan Mengeluh, banyak bertanya mana ujungnya…
·         Dan senantiasa Tetap Kompak…
Setelah semua selesai dipaparkan aku pun memulai perjalanan dengan komposisi BAIM dan Hamzah didepan sebagai Advance dan Aku sendiri sebagai sweeper di belakang. Duet BAIM dan HAMZAH ini sangat menyenangkan dan sangat bisa diandalkan, karena memiliki latar belakang outdoor juga mereka berdua bisa memfungsikan diri menjadi berbagai macam posisi sesuai yang di tugaskan..sampai Dapur Umum pun lihai sekali ditambah kelucuan dan kekonyolannya bisa menjadi pembangkit semangat para peserta.

FIRST WEDDING ANNIVERSARY Moment
Woow…ada yang istimewa didalam kepesertaan kali ini ada sepasang Suami Istri yaitu Om Hasan dan Mba Shofie yang mereka memutuskan momen trip ini adalah untuk merayakan ulang tahun pernikahan yang pertamanya, berharap trip ini menjadi pengalaman dan hadiah indah bagi masing-masing dirinya…(Kalau  OmHasan Baca…INDAH Ngga ya Om Hasaan?? Hah ha haha).
Om Hasan sudah pernah melaksanakan trip outdoor sebelumnya yaitu ke tegal panjang, sedangkan mba shofie baru pertama kali ini menjajal apa yang namanya dunia pendakian…ngga heran beberapa minggu sebelumnya mereka kompak untuk lari pagi dan balap lari untuk mempersiapkan pendakian ini.

PHANTERA DAN MULA PENDAKIAN
Semua telah bersiap, formasi pun telah siap…lalu kami memulai perjalanan menuju Phantera. Phantera adalah nama Posko Valounteer untuk menandatangani dan memeriksa simaksi di Pos satu awal pendakian. Namun setiba di Phantera tidak ada satu orang pun yng berada di pos tersebut, disana sudah terdapat beberapa rombongan pendaki lain dari UI, Sukabumi, dan grup bebas.
Aku pun menunggu dan memberikan toleransi 20 menit untuk menunggu, tak lama berselang pendaki lain dari grup bebas memulai perjalanan tanpa mengurus perijinan simaksi dan melanjutkannya lantaran petugas ngga datang datang. Aku masih bersabar dan coba untuk menunggunya lagi, akhirnya 20 menit berselang petugas tidak hadir juga, karena waktu semakin siang kuputuskan berangkat tanpa menandatangani izin pos (nanti di pos pulang aku siap berdebat habis di pos cibodas bila simaksi ini jadi masalah).
Pos Pantera


Pukul 07.20 wib Peserta Mulai berjalan di awali oleh Baim..aku masih menunggu Om Hasan dengan sepatu Boot kuningnya dibelakang mempersiapkan kamera untuk mengabadikan perjalanan (Beliau tukang jepratt jepret dokumentasinya), lalu aku dan 3 orang didepanku pun menyambung barisan perjalanan…setelah sampai di pintu jalur..benar saja rombongan depan salah mengambil jalur, pintu jalur ke surya kencana ini memang tidak terlihat karena memotong jalur utama menuju curug ..banyak sekali pendaki yang nyasar diawal perjalanan ini termasuk Grup Bebas yang lebih dahulu jalan didepan kami tadi…mereka nyasar selama 2 Jam kearah air terjun, kami baru mengetahuinya setelah  saat bertemu di suryakencana. Aku meniup Pluit memanggil baim dan peserta yang lebih dulu  jalan untuk kembali dan masuk ke jalur sesungguhnya.
Jalur Salabintana adalah Punggungan satu arah yang curam kiri dan kanannya, sehingga untuk melaluinya peserta harus berbaris antri melalui jalan setapak punggungan itu.

HOREE PACEET….
Sebelumnya aku sudah memberikan wejangan soal pacet baik dampat dan rasa gigitannya…dari yang biasa sampe yang penyembuhaannya lebih dari 6 bulan…awalnya banyak rasa geli, penasaran takut dan lain sebagainya, sampai pada akhirnya..mulailah drama pacet dimulai. Satu persatu pacet menempel di tubuh peserta, baik ikhwannya maupun akhwatnya..darah pun mulai mengalir  di beberapa bagian, dari yang sudah menempel di kulit sampai yang masih menempel di baju, celana maupun sepatu.
Uniknya saat itu pacet menjadi suatu bahan seru seruan, yang awalnya di takuti saat ini menjadi bagian cerita lucu dalam perjalanan…pokoknya setiap ada pacet nempel pasti rame suasananya, ada yang jaim jaim berani tapi gemeter pas nyentil pacetnya kaya Azami di awal awal, macem macem kelakuan dari peserta ketika mereka berkenalan dengan pacet.

Memulai perkenalan dengan keluarga pacet


GRUP KOMPAK SAMPAI POS SIMPANG CIGEBER
Dari awal perjalanan hingga Pos simpang Cigeber seluruh pesrta masih kompak dan riang gembira, bercanda penuh tawa dan sangat menikmati perjalanan. Beberapa kali sempat mengabadikannya melalui kamera Om Hasan dibelakang, padahal.
Dari start awal perjalanan kami jarang bertemu dengan sinar matahari karena lebatnya vegetasi di jalur salabintana ini, aku sangat suka udaranya ..sangat menembus paru paru, seperti biasa aku tetap dalam ritmeku dalam berjalan dan tetap memperhatikan jam, karena patokan waktu dari pos ke pos menjadi tolak ukur sampainya tujuan dengan cepat. Sampai menuju Simpang Cigeber walaupun masih kompak dan semangat tapi secara waktu sudah meleset banyak sekali dari perencanaanku, Yang secara Estimasi sampai di simpang cigeber ini pukul 11.00 tapi ini kami baru bisa lengkap semua terkumpul di Pos ini pukul 14.00 wib (meleset 3 jam). Karena saat ini pergerakan Om Hasan, Adri, dan Mba Shofie yang berada dibelakang sudah mulai melambat lantaran mulai kelelahan.
Nikmat di Cigeber



Setiba di Cigeber kami membuka cemilan ringan, beristirahat dan foto bersama…masih ada tawa disini dan candaan candaan sambil beristirahat. 20 menit kemudian Aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke pos  Cileutik yang menjadi sumber air satu satunya di jalur salabintana. Estimasiku untuk mencapai kesana itu sekitar 1,5 jam maka formasi masih tetap kulanjutkan, bahkan si Baim dan Hamzah kuberikan tugas..sampailah ke Cileutik lebih dulu dan buatkan Makanan dan minuman untuk rombongan setelahnya yang dibelakang, yang ditengah tetap jaga barisan liat belakangnya.



DRAMA PUN DIMULAI
Selepas dari Simpang cigeber satu per satu permasalahan mulai terjadi, mulai dari terputusnya barisan hingga kondisi Om Hasan dan Mba Shofie yang semakin melemah. Dibelakan hanya tersisa Ida, Mba Shofie, Adri, Om Hasan dan Aku Sendiri. Ritme langkah sudah semakin berat dan banyak berhenti, ayunan pun sudah semakin di seret, namun aku hanya akan menjawab “SEDIKIT LAGI kok ayo pelan pelan aja, istirahat juga ngga apa apa”!.. bila mereka bertanya Masih JAUH NGGA POS AIRNYA. (SELALU PHP yang aku berikan agar didalam pikiran mereka ada semangat).
Aku lihat kembali jamku..perencanaan sudah melesat lebih dari satu jam, dua jam perjalanan kami masih belum bertemu dengan pos air…serta sisa dari grup kami yang terputus di depan, walau sduah diteriakan namanya, menggunakan pluit dan sebagainya.
“Mba Shofie…Kerilnya lepas aja biar aku yang bawakan,…aku coba menawarkan diri untuk mengurangi beban mba Shofie! Namun sampai beberapa kali mba Shofie masih menolak tawaranku untuk membawakan kerilnya (aku sih tau, pasti mba Shofie ga mau ngerepotin orang dan mungkin juga kaisan juga ngeliat aku dah bawa keril berat)...
Aku sendiri menggunakan keril yang sangat besar bahkan terbesar dari seluruh peserta berisi 2 tenda dan logistic serta peralatan antispatif lengkap dan darurat untuk hal hal yang tidak diinginkan. Berat ranselku bukan berat sembarangan melainkan sudah ditakar tanpa diketahu peserta, karena dalam Dunia Pendakian itu keberhasilan kita mendaki adalah bagaimana kita menyiapkan manajemen perbekalan dan manajemen perjalanan serta tahu akan dengan siapa kita mendaki…!!
Kerilku walaupun berisi penuh barang tapi beratnya di kisaran 18kg…artinya ada space sekitar 7-8 kilo untuk dipaksakan ada beban tambahan di tubuhku, dan itu memang sudah aku siapakan dalam trip ini. Lagi kutawarkan ke mba Shofie….
”Mba sudah mba lepas aja kerilnya biar aku yang bawa, namun mba Shofie tetap menolak (disini aku memaklumi, toh aku yakin nanti pada titik tertinggi kekuatannya melemah itu keril juga pasti akan lepas juga)…kali ini suasana di grup kami sangat hening, sudah tidak ada suara lemas semua…
Om Hasan sudah tidak kuat untuk membawa apapun lagi, dia sudah fokus dengan ritme dengan dirinya dan sudah sampai batas maksimal kekuatan dirinya saat itu…jalan sudah diseret, nafas tidak beraturan dan hamper 2-3 menit sekali break. Kondisi Jalur sudah 40 derajat kemiringannya tanpa bonus untuk menuju ke Cileutik.
Beruntung sekali ada Ida yang masuk dalam sisa bagian grup yang tertinggal, akhwat satu ini punya fisik dan psikis yang bagus dan bisa mempertarahankan ritme. Ida membantu setiap pergerakan mba shofie, dari memegang sampai mengarahkan tanah mana yang harus di injak…aku hanya mendengar suara Ida yang tidak redup mendampingi sisa grup terputus ini, karena saat itu hanya ida yang bisa kuandalkan, akhirnya ida menjadi peserta yang membantu untuk membangkitkan semangat dan sebagainya.
Setapak demi setapak perjalan trus dilalui, semua perkataan ku sudah dianggap PHPdan menyebalkan kalau pos air itu sudah dekat..toh ga sampe sampe juga ketika dijalanin….hingga pada akhirnya Kuputuskan Break istirahat. Kami berlima berhenti di tengah jalur setapak, Om Hasan sudah terlentang ambruk menyelonjorkan kakinya, Adri juga begitu, lalu mba shofie dan kemudian Ida….Aku dibelakang tidak menyinggung lagi soal perjalanan, tapi mulai fokus kea rah antisipasi dan mulai berfikir kemungkinan kemungkinan terjelek.
Aku bilang kepada Mba Shofie, Ida, Adri dan Om Hasan…”Ok Tujuan kita perpendek, bukan lagi suryakencana untuk sore ini…!! Surya kencana bisa lanjut besok pagi, tapi tolong bersabar dan terus berjalan hingga Pos Air, kalau dah disana jika memang tidak kuat kita nginap disana dan lanjutkan besok…”
Itu yang aku katakan kepada mereka, namun hanya Ida yang merespon dengan suara, selebihnya hanya isyarat mata karena sudah sangat kelelahan.
 Adri meminta menginap disini namun aku jelaskan bahwa tidak bisa karena kita hanya memiliki sebotol air saja, jadi semangatkan diri lagi hati kita untuk mau tabah dan mau bergerak menuju ke pos air walau lambat.
10 menit berselang Mba Shofie, Om Hasan dan Adri mulai menggigil, tapi yang menjadi fokusku adalah mba shofie, karena melihat dari gerakannya sudah mengarah ke Hypotermia. Akhirnya segera kubakarkan parapin untuk membuat api unggun kecil untuk menghangatkan udara, sambil kumasakan air hangat susu untuk kuberikan kepada peserta yang menggigil itu. Sambil memasak untuk mengahngat suasanana juga Aku menyanyikan 2 buah lagu mars untuk menyemangati (bodo amat suaranya enak apa ngga) di iringi tepukan tangan Ida mengiringi lagu yang aku nyanyikan…he he he, suasana hening pecah dan mulai berubah kembali menjadi sebuah energi.
membuat api dan membuat susu untuk Mba Sofie (krem) menggigil...Ida (ungu)
Setelah kondisi menjadi sedikit lebih baik…langsung kuminta mereka bersiap kembali dan melanjutkan perjalanan dan lagi lagi ketanamkan kepada mereka sebuah kata Ayo jalani dengan Riang, dan jangan mengeluh…Sabar…
Kata-kata “Jalani dengan riang…Jangan Mengeluh…Tabah…dan sabar” bila sudah tertanam dan sampai mengalir ke pikiran bawah sadar, maka itu akan mengunci diri kita utnuk tidak menjadi sangat lemah dan bisa lebih ikhlas menjalaninya.
Kulihat jam menunjukan pukul 16.30 WIB (sudah meleset jauh, seharusnya pukul  15.00 sudah bertemu dengan Pos Air), namun aku berusaha tetap tenang dan berusaha meyakinkan kepada Om Hasan dan Mba Shofie serta 2 orang lainnya bahwa pos air tidak lama lagi. Aku tawarkan lagi ke Mba Shofie agar kerilnya aku bawakan,Kali Ini Mba Shofie sudah bisa lebih ikhlas dengan hatinya yang akhirnya mau memberikan Ranselnya kepadaku untuk dibawakan walaupun sambil bilang ga enak takut ngerepotin…padahal aku dah bilang, Laah emang aku ada buat direpotin (dan tidak ada masalah memang fungsinya begitu). Perjalanan dilanjutkan, sambil berjalan menyeret kaki, Ida, mba Shofie, adri dan om Hasan kembali menemukan ritmenya dalam berjalan. Kini tinggal aku yang kesulitan, sebab keril mba Shofie sangat mengganguku berjalan, posisinya ku tarus depan berhadapan dengan diriku, saat itu aku sedikit mulai dis orientasi dan mulai tidak bisa fokus dan tenang lantaran sulitnya mengatu injakan, nafas dan setelan kerilnya agar pas dipunggungku..hasilnya sangat menguras tenaga...Huuuuuffhh…(tenang tenang dan tenang…aku coba membisikan otakku yang mulai memancing mancing untuk membuka peluang emosi)

DiSORIENTASI....
Ku lihat depan akhirnya semakin Komplit disorientasiku setelah melihat Aku sudah terputus dengan peserta. Awalnya Mba Shofie  dan ida yang mengilang entah kemana, apakah sudah bertemu dangan air atau pun belum aku tak tahu....dipanggil tidak menjawab,  tinggal  Om hasan saja berdua yang tersisa di belakang. Aku tiupkan peluit tidak ada balasan, lalu teriakan panggilan juga tidak ada balesan. Om Hasan walaupun berjalan tertatih dia masih terus bergerak setelah istirahat tadi, dan pada akhirnya jarak antara aku dan Om Hasan pun menjadi sangat jauh sampai pada akhirnya Om Hasan Hilang sudah dari depan mataku, hingga kupanggil pun tidak membalas juga. Aku berjalan tinggal sendirian, Pergerakanku sendiri menjadi sangat lambat lantaran memanggul keril mba shofie di depan…akhir aku putuskan untuk menyeret itu keril seperti menyeret kambing tidak lagi di gendong, karena setelan talinya sulit sekali diatur di pundakku.
Pikiran kekhawatiran mulai muncul di benakku akan kondisi Om Hasa dan Mba Shofie….aku tidak tau bagaimana kondisi Mba Shofie dan Ida…lalu Om Hasan dan Adri saat itu, tadinya aku sudah merencanakan  30 menit aku berjalan tidak menemukan mereka… maka aku akan meninggalkan keril di jalan (pastinya di tempat yg aman dulu) lalu mengejar Om Hasan dan Mba Shofie sampe ketemu lalu kudirikan tenda agar mereka berhenti dari perjalanan, kemudian aku balik lagi mengambil kerilnya yang kutinggal di jalan tadi…karena yang jadi prioritas pikiranku adalah keselamatan dan kesehatan mereka dulu saat itu.
Alhamdulillah menjelang 30 menit kemudian ada bunyi suara orang yang turun mendekatiku…ternyata si Bayu dan Baim yang turun untuk membantuku,..lalu kutanya apa Mba Shofie ma Om Hasan dah aman…Aman dah sampai kata baim tenang aja” dah saya diriin tenda dan masakin air buat jaga2 kalau tiba2 jelek cuacanya…”Bagus ujarku ke Baim sambil menyerahkan Kerilnya ma Shofie untuk dibawakan.

CILEUTIK DAN INSIDENNYA
Di Pos Air Lengkap Sudah Grup berkumpul tanpa ada yang kurang kulihat jam sudah menujukan pukul  17.00 WIB (Seharusnya menurut perhitungan dasarkutiba di Pos Cigeber pukul 11.00 dan di Cileutik puku 14.00 wib lalu tiba di Surya Kencana pukul 16.00) tapi itu meleseet semua. Dasar perhitunganku itu buat pribadiku saja sebenernya, apapun kondisi rill dilapangan ya di jalani saja sesampainya dan bagaimana sesuai kondisi peserta. Setiba di Pos Air kulihat Om Hasan sudah nyaman beristirahat, lalu aku langsung mengambil wudhu untuk Sholat…menjamak Zhuhur dengan Ashar, setelaha itu membuat Api dan memasaak makanan untuk diriku sendiri sebab teman2 yang lain sudah pada makan lebih dulu. Dari beberapa akhwat mengeluarkan lontong dan orek kepada kami yang samapai terakhir di pos tersebut…disana suasana sudah lebih riang, candaan candaan dan ketawaan menghangatkan suasana. Duet Baim dan Hamzah memang cocok dalam menciptakan kekonyolan tawaan terhadap bayu…sehingga tanpa sadar rasa lelah yang teramat sangat yng ada pada peserta sedikit sedikit mulai terlupakan.
Setelah makan dan kulihat kondisi seluruh peserta udah lebih baik, Kuputuskan dan kuumumkan bahwa perjalanan menuju Suryakencana dilanjutkan saat ini juga....Keluarkan Senter, Jas Hujan, dan apapun yang mudah untuk dijangkau bila tiba2 tiba saja cuaca memburuk, saat itu memang kondisi angin dan kabut sduah turun sampe ke Cileutik. Dingin sekali suasana sore itu, setelah semuanya bersiap…pasukan kukumpulkan dan kuberikan masukan agar kembali Meluruskan niat,…banyak beristighfar karena sudah banyak bercanda dan tertawa di pos ini, berdoa dan berharap sampai ke Surya kencana dengan aman dan selamat.
Kali Ini Formasi ku ubah dan Kuberikan ketegesan….Baim Didepan diiikuti akhwat lalu Hamzah, diikuti Fajar, zul dan seterusnya sampai Kepada Om Hasan dan Aku terakhir. Barisan harus terus RAPAT dan tidak TERPUTUS, Barisan adalah saudara…Tiba di Suryakencana harus bersama sama dan lengkap tidak kurang satupun anggota, Keril Mba Sofie di Rolling bersama-sama di ikhwannya, TIDAK boleh Mengeluh dan banyak bertanya..Tabah dan bersabarlah…..!!
Akhirnya tepat pukul 18.00 wib dalam kondisi yang sudah gelap disana kami melanjutkan perjalanan, senter sudah menyala semua dan pergerakan di mulai..Baim mengawali dengan mengarahkan arah kepada para akhwat yang mengikuti di belakangnya. Kami berbaris rapih sekali dengan cahaya senter yang menyala rata disertai semangat baru pasca istirahat besar…dari belakang aku masih dapat melihat bagian depan dari rombongan.... karena untuk meninggalkan pos cileutik ini kita harus turun menyebrangi selokan sungai kecil kemudian menaiki lereng curam letter U untuk mengitari gundukan bukit disamping kanan jalurnya...
5 Menit dari pergerakan awal kemudian terdengar terdengar teriakan dari arah depan…ASTAGFIRULLAH…saut menyaut di barisan akhwat…..Aku sontak reflek menyorot kearah kerumunan dan Kulihat ada seseorang akhwat dan senternya terguling dan jatuh ke JURANG…..AAaaaahhhh….!!!......

Bersambung ke Bag.2 klik >>……..>>>>>>>>>>> bag.2 Tamat

14 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih kang...open trip berikutnya ikut yaa..

      Hapus
  2. Balasan
    1. bukan cuma guest star...novelnya juga ntar kalau dah finish...

      Hapus
  3. Seru kang Ceritanya, dramatisss, benar benar dramatis, ada dua tokoh utama disini, lebih menarik lagi jika ada catper penulis akhwat untuk menuliskan kisah sang tokoh ke dua, :D

    BalasHapus
  4. rajin si abang nih..dah sempet2nya buat artikel...dahsyat perjalanannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau punya insting nulis ya gini nih.....tangan gatel bawaannya buat cerita..

      Hapus
  5. Dramatis bangett. . . ampe geletakan di tanah :D

    BalasHapus
  6. Masukin di catoper di kaskus om..

    BalasHapus
  7. kalau sudah lengkap fotonya pasti akan open publish....

    BalasHapus
  8. ga sabar nunggu kelanjutannya :)

    BalasHapus
  9. catper masih bersambung aja nih :)

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Popular Posts

agusonpapers. Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook